Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 25 Agustus 2020

IPB Jadi Universitas Nomor Satu Indonesia

Dari empat indikator, IPB University jadi nomor satu dengan mengumpulkan skor terbanyak dari 2.136 perguruan tinggi. Menempati peringkat universitas terbaik bersama 15 perguruan tinggi paling mumpuni.

Kampus IPB Ramah Energi

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan menempatkan IPB University sebagai perguruan tinggi dengan skor tertinggi dalam klasterisasi universitas seluruh Indonesia. Dari 2.136 perguruan tinggi yang dinilai, IPB mendapatkan skor 3,648.

Skor tersebut diambil dari empat indikator, yakni input, proses, output, outcome. Indikator input yang dinilai meliputi persentase dosen yang berpendidikan doktor, persentase dosen yang menduduki jabatan lektor kepala dan guru besar, rasio jumlah mahasiswa terhadap dosen, jumlah mahasiswa asing, dan jumlah dosen yang bekerja di industri minimal selama enam bulan.

Konstruksi Kayu

Indikator lengkap beserta bobotnya yang menjadi penilaian Kementerian Pendidikan terlampir dalam tabel di bawah ini:

Klasterisasi perguruan tinggi 2020.

Dari penilaian tersebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggolongkan perguruan tinggi yang dinilai ke dalam lima klaster. Tujuannya untuk merumuskan penciri kualitas perguruan tinggi yang terdokumentasi dalam pangkalan data perguruan tinggi. Hasil ini akan dipakai untuk perbaikan kualitas di tiap perguruan tinggi.

IPB mendapatkan skor tertinggi di klaster 1 diikuti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung. Ada 15 perguruan tinggi di klaster ini. Klaster 2 sebanyak 34 universitas, klaster 3 sebanyak 97 perguruan tinggi, klaster 4 sebanyak 400 universitas, dan klaster 5 paling banyak yakni 1.590 perguruan tinggi.

Dari empat indikator tersebut, IPB menempati posisi pertama. Skor IPB untuk indikator input berada di bawah Universitas Hasanuddin Makassar yang mengumpulkan angka 4,0. Dari semua perguruan tinggi, rata-rata indikator input adalah 0,955, indikator proses 1,767, indikator output 0,241, dan outcome 0,292.

Menurut Rektor IPB Arif Satria, baru tahun ini IPB mendapatkan skor tertinggi setelah tahun lalu menduduki peringkat ketiga. “Ini pertama kali IPB mendapat peringkat 1,” katanya.

Salah satu yang dinliai adalah jumlah penelitian pada indikator ouput. Pada 18 Agustus 2020, Kementerian Riset dan Teknologi merilis jumlah penelitian tiap universitas. IPB University menduduki peringkat kedua sebagai local counterpart penelitian di Indonesia sebanyak 514 atau 19%. Peringkat pertama sebanyak 30% dipegang LIPI. Dari jumlah penelitian itu IPB menduduki jumlah publikasi ilmiah sebanyak 318, LIPI nomor dua sebanyak 299 publikasi.

IPB juga menduduki peringkat pertama sebagai universitas yang menelurkan penulis pertama dalam jurnal ilmiah selama 2011-2019. Profesor Dodik Ridho Nurrohmat, Guru Besar Kebijakan Kehutanan, termasuk empat peneliti terbanyak yang menerbitkan publikasi ilmiah. Dengan jumlah publikasi terbanyak, dana yang dihimpun dari pelbagai penelitian pada 2017-2018 IPB menghimpun Rp 139,1 miliar.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengatakan pemberian skor ini bukan pemeringkatan karena hanya klasterisasi untuk mengetahui perkembangan sebuah perguruan tinggi. “Ini adalah pengelompokan perguruan tinggi sesuai dengan level perkembangannya,” kata dia seperti dikutip Media Indonesia.

Klaster 1 adalah pengelompokan universitas yang mendapat indikator yang baik. Untuk membuat skor itu, kata Nizam, seluruh aspek manajemen perguruan tinggi digali. Dari mulai sumber daya dosen, proses penerimaan mahasiswa, pembelajaran, hingga mencerminkan potensi tiap-tiap perguruan tinggi.

15 universitas dengan skor tertinggi di klaster 1.

Pada akhirnya, penilaian mengerucut pada aspek Tridharma perguruan tinggi. “Hasil pendidikan dan penelitian berupa karya ilmiah yang dipatenkan dan karya yang diimplementasikan di masyarakat,” kata Nizam.

Bagi universitas, penilaian ini juga menjadi pedoman pengembangan karena para pengelola jadi mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Dengan cara itu, pengembangan perguruan tinggi menjadi lebih terfokus.

Update 24 Agustus 2020 pada jumlah penelitian dan publikasi ilmiah IPB.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Redaksi

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain