Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 04 September 2020

Bersepeda Bikin Awet Muda

Joging dan bersepeda akan bikin Anda awet muda. Penelitian terbaru menunjukkan cara kerja mitokondria pesepeda lebih efisien dalam memproduksi energi.

Orang tua bersepeda.

USIA membuat gerak tubuh kita semakin terbatas. Tak hanya menyebabkan tulang dan otot menjadi kaku seiring usia bertambah, juga melelahkan. Ini sesuatu yang wajar karena seiring usia bertambah, tubuh kita makin tak bugar.

Cara mencegahnya dengan berolahraga. Sebab, pada dasarnya, tubuh beradaptasi dengan gerak rutin. Tapi olah raga apa yang cocok untuk membuat sel kita bekerja seperti orang muda?

Konstruksi Kayu

Penelitian terbaru para ahli dari Humbolt State University di California, Amerika Serikat, menunjukkan joging dan bersepeda terbukti membuat sel kita awet muda sehingga memperpanjang usia. Pengertian awet muda terletak pada produksi energi yang menyangkut cara kerja sel dan otot dalam tubuh kita. Orang disebut awet muda jika produksi energinya efektif dan efisien atau sama dengan orang yang usianya jauh di bawahnya.

Penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini dalam dalam Journal of Aging and Physical Activity menyebutkan bahwa bersepeda rutin membuat tubuh kita lebih efektif dalam memproduksi energi sehingga otot tak mudah lelah meski usia bertambah.

Untuk membuktikan efektivitas olahraga bersepeda membuat awet muda, para peneliti mengundang 33 orang dewasa lebih dari 65 tahun menjadi relawan. Mereka diminta berjalan kaki di atas papan berjalan (treadmill) dengan empat kecepatan 2,8-6,7 kilometer per jam selama 30 menit.

Para peneliti mengukur konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida untuk mengetahui jumlah energi yang diproduksi para relawan. Hasilnya, orang yang biasa bersepeda tiga kali sepekan minimal setengah jam memproduksi energi lebih irit 9-17% dibanding orang dengan umur sama yang tak biasa bersepeda.

“Kami menemukan bahwa orang dewasa-tua yang secara teratur beraktivitas aerobik tinggi—khususnya bersepeda—memiliki apa yang kami sebut biaya metabolisme yang lebih rendah daripada orang dewasa-tua yang rutin berjalan kaki untuk berolahraga,” kata Justus Ortega, salah satu peneliti dalam rilisnya pada 26 Agustus 2020. “Biaya metabolisme orang di atas usia 65 tahun serupa dengan orang dewasa muda di usia 20-an.”

Pada 2014, Ortega juga merilis temuannya soal produksi energi dalam berlari di jurnal Plos One. Waktu itu profesor kinesiologi di Humbolt University ini menyimpulkan bahwa pada orang tua yang rutin berlari, tubuhnya bisa menghemat 7-10% energi dibanding orang dengan usia sama. Kini ia membuktikan bersepeda jauh lebih efisien dalam memproduksi energi.

Ortega sedang meneliti efisiensi produksi energi dalam olah raga berenang. Ortega ingin membuktikan cara kerja sel dalam memproduksi energi dan menghubungkannya dengan usia.

Untuk sementara Ortega menduga, efisiensi energi itu akibat cara kerja mitokondria—produsen energi dalam sel—yang bekerja lebih efektif pada orang yang terbiasa berolahraga dengan kardiovaskular yang tinggi semacam bersepeda dan joging. Jika kelak berenang punya efisiensi energi lebih tinggi dibanding bersepeda, maka urutan efisiensi energi diakibatkan karena sering berenang > bersepeda > joging.

Namun, apa pun olah raganya, ia akan berguna pada metabolisme tubuh yang berkurang seiring usia. Karena itu, secara alamiah, semakin tua “biaya metabolisme” semakin boros. Biaya metabolisme adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk bergerak. Biaya metabolisme tinggi menjadi penyebab berjalan kaki lebih sulit dan melelahkan pada orang lebih tua.

Penurunan kemampuan berjalan adalah prediktor utama morbiditas (komplikasi penyakit) pada orang dewasa yang lebih tua. Para peneliti menduga bahwa orang yang rajin berolahraga memiliki mitokondria yang lebih sehat di otot mereka.

“Intinya bersepeda membuat Anda lebih muda, setidaknya dalam hal efisiensi,” kata Daniel Aslan, mahasiswa doktoral di University of Illinois, yang turut meneliti dan menulis hasilnya di jurnal tersebut.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Redaksi

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain