Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 15 November 2020

Sistem Jalan Setapak Nusantara

Indonesia perlu membangun sistem jalan-setapak nusantara untuk menumbuhkan kecintaan kepada alam yang makin rusak. Bisa menumbuhkan budaya hiking yang bertanggung-jawab untuk Indonesia yang sehat, asyik, dan beradab.

Jalan setapak melintasi perkampungan, perladangan, dan persawahan yang tak jauh dari pusat kota bisa memberi pengalaman menarik bagi masyarakat perkotaan (Foto: Sunarto)

ARTIKEL ini mencakup dua gagasan yang saling melengkapi terkait pengembangan kegiatan rekreasi alam di Indonesia. Pertama, pengembangan sistem jalur setapak nusantara (national trail system). Kedua, pembudayaan kegiatan rekreasi alam, khususnya hiking, yang bertanggung-jawab. 

Indonesia memiliki beragam keindahan alam dan keunikan budaya yang menakjubkan dan sulit ditandingi. Dengan pengelolaan yang baik, modal alam itu bisa memakmurkan Indonesia, membawanya ke kondisi tercukupi, adil, sehat, asyik, dan beradab. 

Konstruksi Kayu

Sayangnya, kesadaran dan kepedulian pada alam di kalangan orang Indonesia belakangan menipis. Kondisi lingkungan kini memprihatinkan. Di seantero negeri, dengan mudah kita temukan hutan gundul, sungai dan pantai penuh sampah plastik, dan hutan dan pekarangan yang sepi satwa. Eksploitasi berlebihan dan egoisme telah mendorong kita merusak modal alam dan sendi-sendi penyangga kehidupan kita sendiri. Merebaknya “bencana alam” akhir-akhir ini, tak lepas dari hal-hal itu.

Ada masalah mendasar yang perlu segera kita benahi: hubungan kita dengan alam. Pembenahan hubungan ini sangat perlu dilakukan sebelum kondisi menjadi lebih parah. Penataan dan penguatan hubungan dengan alam diperlukan agar masyarakat lebih peduli dan ingin merawat alam yang merupakan pilar penyokong kebudayaan dan kehidupan.

Penataan dan penguatan hubungan dengan alam tidak bisa dilakukan melalui teori dan pengajaran satu arah semata. Kita perlu praktik, pengalaman, dan keterlibatan secara langsung. Penataan tidak bisa mengandalkan program-program sesaat, apalagi sekadar seremonial. Perlu sebuah strategi jangka panjang, yang persisten lintas-generasi.

Masyarakat dunia, termasuk di Indonesia, semakin banyak bertransisi dan hidup di perkotaan. Kalangan penduduk urban umumnya jarang menyapa alam dalam keseharian. Alih-alih merawat, hampir semua kegiatan dan konsumsi mereka dari bangun tidur hingga tidur kembali—disadari atau tidak—lebih banyak merusak ekosistem dan mengancam kehidupan bumi.

Kurangnya pergerakan fisik manusia modern, minimnya pengenalan wilayah bentang alam sekitarnya, dan defisiensi interaksi dengan alam sekitar membuat kita kehilangan sensitivitas dan terjangkit berbagai penyakit individual dan sosial kronis. Sesama tetangga pun banyak yang tidak peduli atau bertegur sapa. Ketidakpedulian dan keserakahan menjadi faktor pendorong eksploitasi dan konsumsi berlebihan. Secara akumulatif kondisi ini berdampak luas pada kerusakan dan pencemaran alam dan bumi.

Mengapa jalan setapak dan hiking? Secara umum, trail atau jalur jalan-setapak merupakan sarana hiking atau penjelajahan alam dengan berjalan kaki, untuk menikmati, mempelajari dan berinteraksi dengan alam secara aman. Kegiatan di alam bebas seperti hiking merupakan cara efektif menyegarkan pikiran, menyehatkan tubuh sekaligus meningkatkan kesadaran dan kepedulian pada lingkungan. Tak hanya di alam liar, jaringan trail dapat dan perlu dikembangkan di kawasan berpenduduk,  bahkan kawasan perkotaan.

Jaringan trail akan membuat penjelajahan alam bisa dilakukan secara aman dan bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat. Beraktivitas di trail, entah itu untuk membangun dan merawat jalur, jalan-jalan, serta beragam kegiatan lainnya, akan menghasilkan banyak manfaat, termasuk memperkuat hubungan kita dengan alam.

Beragam studi membuktikan bahwa beraktivitas dan menikmati waktu di alam sekurangnya 2 jam per pekan akan berdampak positif pada kesehatan. Berada di alam dengan dosis cukup juga terbukti membantu meningkatkan kecerdasan dan ketangkasan.

Fasilitas jaringan jalan-setapak dan kebiasaan beraktivitas di alam akan menjawab tiga kebutuhan dasar masyarakat, khususnya di perkotaan, yakni meningkatkan pergerakan fisik, pengenalan bentang alam, dan interaksi dengan alam sekitar. Jika terwujud, berbagai dampak positif akan muncul, seperti meningkatnya kesadaran, kepedulian dan berbagai aksi nyata untuk merawat dan memulihkan alam di sekitar kita. 

Kebahagiaan merupakan salah satu  indikator penting keberhasilan pembangunan. Manusia tak hanya memerlukan pemenuhan kebutuhan ekonomi, sama pentingnya adalah kesehatan dan kebahagian yang bisa didapatkan melalui pemanfaatan waktu luang untuk kegiatan berkualitas.

Fungsi hutan kota.

Antara produktivitas kerja dan pemanfaatan waktu luang secara berkualitas sesungguhnya tidak terpisahkan. Keduanya saling mempengaruhi. Ada kekuatan tersembunyi yang belum banyak dieksplorasi dari pemanfaatan waktu senggang untuk rekreasi. Sudah saatnya kita menyeimbangkan kerja dan rekreasi. Keduanya seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi untuk masyarakat yang produktif, sehat dan bahagia. 

Jaringan jalur-setapak untuk berjalan kaki bisa memakai beragam tipe. Contohnya tipe jalur di sekitar permukiman kawasan perkotaan untuk semua golongan, jalur di perkampungan, dan areal perkebunan, hingga jalur bersifat minat khusus yang menembus rimba raya.

Jalur-setapak bisa dikembangkan melalui ruang terbuka hijau yang telah ada seperti taman kota, sepanjang trotoar di tepi jalan raya, sepanjang daerah aliran sungai, jalan setapak antar-kampung, hingga jalur hiking yang telah tersedia di hutan dan pegunungan. Yang perlu dipastikan adalah keamanan, nilai rekreasi-edukasi, serta dampaknya bagi perawatan alam dan lingkungan. 

Multi Program Multi Manfaat. Sistem jalan-setapak nasional sebenarnya bukan hal baru. Banyak negara telah mengembangkannya. Salah satunya Amerika Serikat, yang telah mengembangkannya sejak sekitar seabad lalu.

Di Amerika pengembangannya telah didukung berbagai perangkat termasuk undang-undang (national trail act), jaringan dan asosiasi relawan perawat dan pengembang jalur (trail conservancies dan trail conferences). Puluhan ribu kilometer jalur setapak, termasuk beberapa mega trail dan jaringan jalur penghubungnya, dikembangkan di tingkat nasional.

Belum terhitung yang di tingkat lokal. Negara lain yang selama ini terkesan urban, namun memiliki jaringan jalur-setapak yang bagus antara lain Hongkong dan Singapura. Sementara itu, untuk menambah daya tarik wisatanya, Nepal akhir-akhir ini mulai mengembangkan flagship trail bernama Great Himalaya Trail (GHT).

Meskipun dukungan pemerintah mutlak perlu, pengembangan jalur-setapak tidak mesti semata mengandalkan dana dari pemerintah. Berbagai pihak dapat berkontribusi. Salah satu kontribusi utama, yang tak ternilai secara finansial, adalah tenaga dan pikiran para relawan. Peran relawan sangat penting, khususnya terkait rasa kepemilikan, pengembangan sumber daya manusia dan pemeliharaan berkelanjutan.

Berbagai program terkait dan saling mendukung dapat dan perlu terus dikembangkan seiring dengan pembangunan jaringan trail dan promosi aktivitas di alam. Salah satu contohnya adalah trail festival dan pengembangan jalur-setapak perkotaan (trail town) di kota-kota kecil yang menjadi simpul persinggahan para penjelajah, khususnya wilayah kota besar.

Selain bermanfaat bagi kesehatan, pembangunan sumber daya manusia, dan konservasi seperti yang telah diuraikan diatas, pengembangan sistem jalur-setapak nasional dan budaya hiking berpotensi mendukung berkembangnya berbagai sektor termasuk pariwisata, peluang kerja, dan ekonomi.

Dari sisi kepariwisataan, program ini akan menciptakan point of interest, menambah fasilitas rekreasi, serta memperkuat daya tarik wisata baik tingkat lokal, nasional maupun internasional. Pembangunan dan perawatan jaringan trail dan berbagai kegiatan pendukungnya akan membuka peluang kerja dan usaha yang sangat luas. Dengan demikian, ekonomi ramah lingkungan dan berkelanjutan pun diharapkan akan berkembang dengan sendirinya.

Bagian kedua artikel ini ada di tulisan ini.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Pemerhati lingkungan dan penggemar jelajah alam. Anggota Dewan Penasehat Forum HarimauKita dan anggota Specialist Groups IUCN SSC

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain