MENURUT Badan Pangan Dunia (FAO) luas hutan yang ada di muka bumi 4,06 miliar hektare. Artinya, hutan tersisa tinggal 7,8% permukaan bumi. Jika merujuk daya dukung lingkungan 30%, bumi sudah tak layak jadi tempat hunian mahluk hidup.
Pertanian, perkebunan, industrialisasi membuat hutan menghilang. FAO memperkirakan dari luas hutan tersisa itu kini tinggal 3 triliun pohon, di dalam kawasan berhutan maupun tak berhutan.
Sejak manusia mulai mempraktikkan pertanian 12.000 tahun lalu, setidaknya kita telah memotong 5,8 triliun pohon. Kini, kita menebang 15 miliar pohon setiap tahun jika merujuku luas deforestasi global. Apa yang terjadi jika semua pohon menghilang?
Satu pohon dewasa dapat menopang kebutuhan oksigen untuk 4 orang selama hidupnya. Pohon memproduksi sekitar 30% oksigen yang ada di bumi. Sebanyak 50-70% oksigen dihasilkan oleh fitoplankton yang berada di laut. Walau begitu, kehilangan pohon akan menurunkan kadar oksigen di atmosfer dari 21% menjadi 15%.
Seiring dengan penurunan jumlah oksigen, kehilangan pohon juga membuat emisi karbon menguap ke atmosfer. Pohon adalah salah satu penyerap karbon terbanyak di bumi. Sehingga hutan adalah ekosistem alamiah pencegah krisis iklim.
Ketika kita memotong habis pohon di bumi ini, kita akan melepas setidaknya 450 miliar ton karbon ke atmosfer. Jumlah tersebut setara dua kali lipat emisi karbon yang dihasilkan oleh manusia selama ini. Emisi karbon tersebut juga akan lari ke laut dan menyebabkan pengasaman. Dampaknya akan membuat kehidupan laut tidak bisa bertahan, termasuk fitoplankton yang menghasilkan setengah oksigen bumi.
Terlepasnya emisi karbon ke atmosfer akan memicu efek rumah kaca. Berdasarkan penelitian di Journal PLoS One pada 2019, hilangnya hutan seluas 25 kilometer persegi akan meningkatkan temperatur lokal sebesar 20 Celsius.
Pohon berfungsi sebagai pengatur iklim lokal, penyerap panas, dan penyedia tempat teduh. Lewat proses evapotranspirasi, pohon menyerap radiasi matahari dan memanfaatkannya untuk mengubah air yang ia simpan menjadi uap air. Uap air yang lepas ke atmosfer ini akan memberikan efek pendinginan ke daerah di sekitarnya.
Pohon memainkan peran penting dalam siklus air. Tanpa pohon, siklus air akan kacau dan mendorong timbulnya bencana. Keberadaan pohon berfungsi untuk menyerap air dari tanah, menyimpannya, dan mengeluarkannya ke atmosfer dalam bentuk uap air. Dengan begini, pohon berperan membentuk formasi awan dan presipitasi.
Tanpa pohon, keanekaragaman hayati akan hilang. Hutan merupakan rumah bagi 75% keanekaragaman hayati di daratan. Berdasarkan sebuah penelitian di Jurnal of Applied Ecology pada 2017, tempat yang memiliki pohon memiliki kekayaan spesies 100% lebih tinggi dibanding tempat terbuka tanpa pohon. Bahkan satu pohon terisolir dapat menjadi magnet bagi spesies lainnya.
Kehilangan pohon juga akan mengakibatkan jutaan orang kehilangan mata pencarian dan sumber kehidupan, serta akan banyak nyawa yang terancam. Menurut laporan FAO, ada sekitar 1,6 miliar orang yang bergantung pada hutan, baik sebagai tempat tinggal, sumber makanan, obat-obatan, atau pekerjaan. Hilangnya pohon membuat nasib 1,6 miliar orang ini terancam, terutama 60 juta masyarakat adat yang hidupnya bergantung pada hasil hutan.
Tak hanya itu, pohon juga merupakan penyaring polusi terbaik dan termurah. Berdasarkan US Forest Services, pohon di Amerika Serikat sendiri mampu menyerap 17,4 juta ton polusi udara setiap tahunnya yang berimbas ke selamatnya nyawa 850 orang dan menghindari 670.000 kasus masalah pernapasan akibat polusi udara. Menurut laporan WHO, setiap tahun ada 6,7 juta orang meninggal akibat polusi udara.
Pohon dan hutan adalah perangkap bagi penyakit zoonosis. Hilangnya pohon akan menyebabkan virus lepas dan menyerang manusia, seperti ebola atau Covid-19.
Ikuti percakapan tentang peran pohon bagi bumi di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :